Sahabatku Adalah Orang Yang Munafik
Halo kawan ID-Libra, kali ini saya ingin cerita sedikit tentang teman saya yang saya rasa adalah orang yang munafik. Bukan hanya saya saja, ternyata teman teman juga menganggap dia adalah orang yang munafik. Sebenarnya dia sudah saya anggap teman terbaik saya, bisa dibilang dia adalah sahabat saya. Sebenarnya saya tidak ingin beranggapan buruk tentang dia. Saya selalu berfikir positif tentangnya.
Sampai suatu saat, banyak orang yang membencinya. Dia cerita dengan saya, saya tidak tega dan saya berusaha mendukungnya. Saya terus mencoba berfikir positif. Saya selalu bilang dia tidak salah, teman teman hanya salah faham terhadapmu saja. Sebagai teman baik, saya harus terus berusaha meyakinkannya dan membuat perasaannya tenang.
Lama kelamaan saya mulai merasa lelah, teman teman terus beranggapan bahwa dia adalah orang yang munafik. Saya bingung, padahal yang dilakukan sahabat saya adalah hal yang baik. Tapi saya berfikir lagi, entah dari mana fikiran jelek ini muncul. Saya merasa apa yang teman saya katakan tidak bercermin dahulu. Maksudnya seperti teman saya mengingatkan hal yang baik pada orang lain tapi dirinya saja masih belum berubah.
Perasaan buruk terhadap sahabatku terus menjadi jadi. Hal ini dikarenakan orang orang terdekatku terus memujinya dihadapanku. Bahkan orang tuaku juga begitu, dia berkata "Coba lihat temanmu 'sianu' dia itu bla bla bla bla". Saya malah jadi membenci sahabat saya sendiri. Saya berfikir orang tua saya beilang begitu karena dia tidak siapa dia yang sebenarnya. Disini mulai ada jarak antara saya dengan sahabat saya.
Saya mulai berfikir untuk menjauh dari sahabat saya. Saya merasa jengkel jika didekatnya. Dan benar saja, lama kelamaan kami terasa jauh. Kita tidak pernah ada kontak lagi. Sampai suatu saat saya membutuhkan sedikit pertolongan tentang suatu hal. Dan ternyata sahabat saya mau menolong saya.
Mulai dari situ saya mulai sadar, saya mencoba melihat kebelakang. Dimana saat saya kesusahan siapa orang yang selalu menolong saya. Hanya karena satu kesalahannya saha, saya malah meninggalkannya sendir. Akhirnya saya memutuskan untuk bersahabat dengannya lagi. Saya mengatakan sejujurnya kenapa saya mulai tidak menyukainya. Ternyata dia sudah mengerti, kami sama sama mengatakan apa kesalahan kami dan kita memutuskan untuk saling berubah menjadi yang lebih baik. Toh, tidak ada manusia yang sempurna, dan saya sendiri sering sekali membuat kesalahan.
Kami kembali saling tolong menolong, saya mulai mengerti dia. Saya selalu mencoba membantunya saat saya mampu. Itulah sedikit cerita singkat yang saya ambil dari kisah saya dan teman saya. Jika memang dia benar sahabat kamu, maka berusahalah mengerti dia dan kamu harus selalu berada di sampingnya. Sahabat pasti akan mengalami kesalah fahaman, dan bagaimana cara mengatasi kesalah fahaman tersebut adalah cara yang harus anda fikirkan sendiri.
Sekian dari saya, mohon maaf apabila ada salah salah kata. Jika sahabat saya melihat ini , saya harap kita akan terus menjadi teman terbaik sampai tua nanti. Amin, wassalamu'alaikum Wr. Wrb
4 komentar
emang lagi musimnya munafik gan hehe
hehe , tapi dia temen terbaik .. terserah orang lain mau nilai dia kek gimana ...
Kadang ketika kita lihat orang yang sering kali buat baik, banyak orang yg bilang kalau dia itu munafik, caper, carmuk alias cari muka...
heran yah?? Sama manusia zaman sekrang. Bahkan kebaikan saja masih ada titik lemahnya buat dilihat sebagai tibdakan buruk...
Ahh begitulah hidup.. wkwkwk
Ngga nyangka lan :v
Komentar kalian sangat bermanfaat bagi kemajuan blog saya nantinya. Harap menggunakan bahasa yang sopan untuk bertanya dan berkomentar. Menggunakan "LINK" saat berkomentar sama dengan "SPAM"
EmoticonEmoticon